Asus
Pelajar SDN 1 Imandi Nekat Gantung Diri Setelah Dimarahi Ayahnya

Korban JT alias Nathan (13) terbujur kaku tak bernyawa setelah nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, Rabu (7/2/2018).

BOLMONG-Kelurahan Imandi, Kecamatan Dumoga Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow digegerkan dengan aksi nekat JT alias Natan (13) yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, Rabu (7/2/2018). Menurut Kapolsek, Dumoga Timur, Iptu Nico Tulandi, hasil keterangan Fifi Turangan selaku orang tua JT, motif kejadian tersebut, korban diduga kecewa lantaran dimarahi ayahnya karena tidak mau ke sekolah, pada Rabu (7/2) sekira pukul 07.00 Wita, pelajar yang tengah duduk di bangku Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Imandi ini nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri menggunakan seutas tali plastik. Usai memarahi anaknya, Fifi ayah korban langsung meninggalkan anaknya (korban) sendirian di rumah menuju bengkel tempat dia bekerja yang jaraknya sekira 500 meter dari rumahnya. Sekira pukul 09.00 Wita, ayah korban pulang ke rumah. Di perjalanan pulang, ayah korban sempat mampir ke warung untuk membeli minuman sachet dan roti untuk anaknya. “Namun, sungguh diluar dugaan. Fifi mendapati anaknya dalam keadaan tergantung di dapur dengan seutas tali plastik dileher,” jelas Kapolsek, saat dihubungi via ponselnya, kemarin. Lebih lanjut, kata Kapolsek, saat tiba TKP, pihaknya langsung membawa korban ke Puskesmas Imandi untuk dilakukan pemeriksaan oleh dr Cendra Kolopita. Dari hasil pemeriksaan sementara, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. “Dan dari hasil keterangan dokter, korban meninggal karena gantung diri dengan bekas lilitan tali dileher, dan sempat mengeluarkan cairan di kemaluan (mani). Juga dikuatkan dengan bukti tali yang digunakan,” sahut Kapolsek Iptu Nico Tulindi.

Di sisi lain, kata Kapolsek, dari penuturan saksi mata, Sonny Sondakh yang merupakan tetangga korban, pagi itu Fifi memarahi anaknya ini karena sudah tiga hari tak ke sekolah. Fifi dan Nathan hanya tinggal berdua di rumah itu. Nathan sejak umur satu tahun sudah ditinggalkan ibunya. “Selama itu pula, Fifi mengurus sendiri anaknya. Fifi kesehariannya bekerja sebagai penambal ban,” terang Sonny.

Kapolsek juga menyebutkan, korban adalah pribadi yang pendiam di sekolah. Tapi sudah tiga hari tak sekolah. Ada dugaan korban kena bully oleh teman-temannya, sehingga tak mau lagi sekolah. “Tadi saya koordinasi dengan kepala sekolahnya. Katanya dia (korban) di sekolah sering diejek teman-temannya. Dia meresa minder. Jadi dia diduga depresi karena dibully teman-temannya, sehingga mengakhiri hidupnya,” pungkas Kapolsek.(tim)

 

Berita Terkait

TInggalkan Komentar