Asus
3 Warganya Meninggal, Bolsel Waspada HIV

KLIKSULUT, BOLSEL – Penyebaran virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) semakin mengkhawatirkan. Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) yang dulu dicap sebagai daerah yang belum ditemukan penyebaran penyakit menular ini, kini sudah memiliki beberapa kasus. Hal tersebut diungkapkan Asni Mayulu,Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bolsel melalui Amir Sarapil Pemegang Program Pengendalian Penyakit Tubercolosis (TBC), Kusta dan HIV.

Menurutnya, dalam kurung waktu 2015 hingga 2019, sudah ditemukan tiga kasus HIV di Bolsel dan semuanya tercatat meninggal dunia (gone) saat menjalani perawatan. “Terakhir pekan lalu, pasiennya remaja kisaran umur 22 tahun, warga Kecamatan Pinolosian Tengah,” bebernya.

Diakui Sarapil, kasus HIV pertama kali ditemukan di Bolsel pada tahun 2015. Ia juga mengakui, hingga akhir tahun 2018, tingkat pengawasan dan pengendalian penyebaran virus ini terbilang masih sangat lemah di daerah, karena keterbatasan peralatan. “Sebelumnya, upaya kami dalam melakukan pencegahan kebanyakan hanya bersifat sosialisasi. Untuk bertindak lebih jauh, sarana kita masih sangat terbatas,”ungkapnya.

Namun, untuk tahun 2019 ini tepatnya pada bulan Juli lalu, Sarapi mengakui, pihaknya telah mendapat bantuan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan berupa Rapid Test HIV. “Rapid Test merupakan alat screening medis sederhana yang dipergunakan untuk mendeteksi virus dalam diri seseorang. Dan kelebihannya, bisa memberikan hasil cepat,” ujarnya.

Lanjut Sarapil, rapid test sudah dibagikan ke tujuh Puskesmas yang ada di Bolsel. “Tentunya dengan adanya alat ini, maka masyarakat akan sangat terbantu. Terlebih untu melakukan pengawasan kepada kelompok-kelompok yang beresiko. Masyarakat juga lebih cepat mendapatkan penanganan medis dengan adanya rapid test,” ujarnya.

Ditambahkan Sarapil, setiap Puskesmas juga dibentuk Tim PDP (Pelayanan dan Pengobatan) penyakit menular. “Jika ada kasus yang ditemukan, langsung dilaporkan secara online ke pusat, dari pusat nanti langsung dikirimkan obat-obat yang dibutuhkan pasien, jika kondisi pasien belum terlalu parah. Karena ini hanya sebagai penanganan awal,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bolsel saat dikonfirmasi menyampaikan, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengendalikan penyebaran virus menular di Bolsel, terlebih khusus HIV. “Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS. AIDS sendiri merupakan stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya,”tegas dr Sadly Mokodongan.

Ia menyebutkan, sampai saat ini belum ada obat untuk menangani HIV dan AIDS. Akan tetapi, ada obat untuk memperlambat perkembangan penyakit tersebut, dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita. “Oleh karena itu, masyarakat harus mengenali dan menghindari cara penyebaran virus ini,”pungkasnya.

Sekedar diketahui, ketiga warga Bolsel yang divonis positif HIV, sampai sejauh ini menurut para tim pengendali dan pencegahan Dinas Kesehatan setempat, statusnya penyakitnya merupakan infeksi yang dibawah saat pasien tinggal di luar daerah. (*)

Berita Terkait

TInggalkan Komentar