foto: Petani gula aren di Desa Moyag mengharapkan bantuan dari pemerintah untuk menopang produktivitas gula aren. Tampak salah satu petani saat mengolah gula aren.
KOTAMOBAGU—Petani gula aren di Desa Moyag, Kecamatan Kotamobagu Timur, mengeluhkan fasilitas serta peralatan dalam mengolah gula aren. Menurut petani, mereka selama ini hanya mengandalkan peralatan tradisional dalam mengumpulkan bahan baku hingga proses pembuatannya.
Salah satu petani, Ula Mamangkay, menerangkan proses pembuatan gura aren memakan waktu beberapa hari, dengan proses awal mengumpulkan air nira, kayu bakar dan terakhir di masak. Untuk semua proses pengumpulan bahan baku itu, katanya dibutuhkan beberapa fasilitas seperti parang dan juga kapak serta drum sebagai wadah untuk memasak air nira menjadi gula aren. “Rata-rata kita (petani gula aren) di sini hanya pakai alat tradisional. Hanya itu yang ada,” sebutnya.
Ia berharap, ada bantuan dari pemerintah berupa peralatan seperti parang, kapak serta mesin pemotong kayu. Peralatan-peralatan itu katanya sangat dibutuhkan untuk menunjang proses ppembuatan gula aren. “Setiap memasak gula, tentu terlebih dahulu mengumpulkan kayu bakar. Kendala kita hanya menggunakan parang untuk mengambil kayu. Kalau menggunakan mesin pemotong, maka akan lebih mudah dan cepat,” ujarnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) melalui instansi terkait sedang berupaya meningkatkan produksi gula aren. Salah satu yang dilakukan adalah membangun pabrik gula aren yang berlokasi di sekitar area perkebunan warga Desa Moyag. “Mudah-mudahan pabrik itu sudah beroperasi tahun depan. Itu tentu akan sangat membantu baik dari segi kualitas maupun produktivitas. Kemudian soal bantuan, itu pasti akan kita programkan,” ujar Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perinaker, Fadlun Paputungan.(*)
TInggalkan Komentar