NPM, Manado – Ada dua tipe perilaku dalam menyikapi musim libur panjang ungkapan Psikolog Klinis Dewasa dari Tiga Generasi Psychology Center, Gabriela Agire Pradiptacatya, seperti liburan pada akhir Januari 2025 ini.
Pertama, ada orang yang tetap memilih bepergian meski sudah mengetahui risiko kemacetan.
Kedua, ada yang memilih untuk tidak bepergian demi menghindari kepadatan lalu lintas.
Gabriela menjelaskan, perbedaan ini dipengaruhi oleh karakteristik individu dalam menyikapi liburan panjang.
“Ada yang merasa lebih positif setelah liburan meskipun harus menghadapi kemacetan, karena mereka menikmati prosesnya. Namun, ada juga yang justru merasa lebih baik dengan berdiam di rumah, karena ketenangan membuat mereka lebih berenergi,” ujar Gabriela.
Tingkat kepuasan setiap orang dalam menikmati liburan juga bervariasi.
Ada yang merasa hidupnya lebih bermakna setelah mencapai tujuan liburan karena itu menjadi goals dalam hidupnya.
“Sebaliknya, ada yang sudah merasa puas hanya dengan bersantai di rumah,” ungkapnya.
Rela bermacet-macetan saat libur Bagi orang-orang yang tetap memilih bepergian, risiko kemacetan menjadi salah satu hal yang mereka hadapi. Terutama jika bepergian saat periode libur panjang.(*Net)
TInggalkan Komentar