Asus
Hengkang dari PBB, Yusril Bakal Intens di Bidang Hukum dan Pemerintahan

Kliksulut,- Yusril Ihza Mahendra menyatakan mundur dari jabatan ketua umum (ketum) dan meninggalkan Partai Bulan Bintang (PBB). Yusril mengungkapkan keinginannya usai tak lagi terlibat dalam partai.

"Selanjutnya saya akan tetap terlibat secara intens baik sebagai akademisi maupun sebagai profesional di bidang hukum dan pemerintahan," kata Yusril kepada wartawan, Minggu (19/5/2024).

Yusril mengaku merasa lebih bebas dalam berkontribusi kepada bangsa tanpa terafiliasi dengan PBB. Menurutnya, saat ini dirinya akan lebih optimal untuk ikut memecahkan persoalan-persoalan bangsa tanpa ada anggapan memperjuangkan kepentingan partai.

"Dengan membebaskan diri dari ikatan partai, maka saya merasa lebih leluasa bergerak dan berbuat, katakanlah saya dapat bertindak sebagai seorang negarawan yang mengatasi segala faham dan golongan untuk kepentingan bangsa dan negara. Dalam kondisi seperti itu saya bisa berbuat optimal menggunakan segala kemampuan dan keahlian untuk ikut memecahkan persoalan-persoalan bangsa, katakanlah dalam membangun kehidupan hukum, demokrasi dan konstitusi, tanpa beban anggapan memperjuangkan kepentingan partisan," kata Yusril.

Yusril mengaku dirinya dan PBB memang akan terus memiliki keterkaitan ideologi. Meski begitu, dia menegaskan pandangan-pandangannya mengenai isu kebangsaan dilatarbelakangi oleh pandangan dirinya sebagai kalangan profesional.

"Tentu jejak keterkaitan historis saya dengan PBB yang menganut ideologi modernisme Islam tidak akan terhapus begitu saja. Selama ini pun, meskipun ketika saya masih menjabat Ketua Umum PBB, pandangan-pandangan saya mengenai soal konstitusi, hukum dan demokrasi adalah pandangan profesional akademikus, tidak mencerminkan pandangan partisan. Apalagi ketika saya berada di luar partai, profesionalitasnya tentu akan lebih mengedepan," kata Yusril.

Sekjen PBB Afriansyah Noor sebelumnya mengatakan Yusril menyatakan hengkang dari PBB usai mundur dari partai. Dia menyebut ketum definitif sekaligus kepengurusan baru akan diputuskan dalam Muktamar PBB yang digelar Januari 2025 mendatang.

"Iya baru saya pahami di hari-H pelaksanaan (Musyawarah Dewan Partai) kemarin bahwa dia (Yusril) berniat ingin mundur, berada di luar partai. Alasannya capek, kemudian ingin berdiri sendiri, profesional," kata Afriansyah saat dihubungi, Minggu (19/5).

"Ya intinya dia hengkang dari partai, tidak lagi mengurus partai," imbuh Afriansyah.

Untuk diketahui, kursi ketum yang ditinggalkan Yusril langsung diisi oleh Fahri Bachmid sebagai Penjabat (Pj) ketum. Keputusan itu diambil partai usai pemungutan suara pemilihan Pj ketum PBB.

"Dalam pemungutan suara untuk memilih Penjabat Ketua Umum, Ketua Mahkamah Partai PBB Dr Fahri Bachmid mendapat dukungan 29 suara, sementara Ir Afriansyah Noor MSi, Sekjen DPP PBB memperoleh dukungan 20 suara.

Dengan demikian, sesuai ART PBB, MDP mensahkan Dr Fahri Bachmid menjadi Penjabat Ketua Umum PBB sampai terpilihnya Ketua Umum PBB defenitif hasil Muktamar PBB yang akan datang, yang disepakati MDP akan dilaksanakan selambat-lambatnya akhir Januari 2025," demikian keterangan persnya. (*)

 

Berita Terkait

TInggalkan Komentar