KOTAMOBAGU – *Supardi Dondo (50) bersama istri dan anaknya terpaksa harus
 angkat kaki dari Rumah Dinas Guru (RDG) SDN II Upai yang ditempati mereka
 sejak 2014 lalu. Pasalnya, Supardi yang kesehariannya bertugas sebagai
 petugas kebersihan di sekolah tersebut diduga diusir kepala sekolah dengan
 alasan yang kurang jelas.
 
 “Kami terpaksa pindah dan membuat tenda pakai terpal dan didinding kain
 saja. Itu sudah cukup asal kami bisa tidur dan berteduh. Saya sudah minta
 tolong ke pak guru (kepsek) untuk memberi waktu membangunan rumah meski
 hanya darurat tapi tapi pak kepsek marah dan memaksa bahkan mengancam akan
 memprorak-porandakan barang kami di RDG,” kata Supardi didampingi istrinya
 Nuriati Mokodompit (46).
 
 Ia mengakui, ia bersama istri dan satu orang anaknya itu terpaksa harus
 menahan dingin bahkan sering basah ketika hujan turun di tempat tinggal
 mereka yang beratapkan terpal dan beralas tanah itu. “Terpaksa kami harus
 tinggal di sini, karena tidak memiliki tempat tinggal. Bersyukur ada warga
 yang membantu kami dan untuk tinggal di sini,” sebutnya.
 
 Diungkapkannya, sudah sepekan ia bersama anak dan istrinya tinggal di
 tempat tersebut. Untuk menafkahi keluarganya, ia bekerja sebagai tukang
 serabutan dan pekerjaan lain yang bisa menghasilkan uang. “Semua pekerjaan
 asal halal saya kerjakan. Saya sementara berusaha membangun rumah sederhana
 yang layak bagi kami,” ungkapnya.
 
 Ia bersama istri dan anaknya berharap ada perhatian dari Pemerintah Kota
 Kotamobagu. “Harapan saya terakhir adalah Ibu Tatong (walikota) bisa
 memberikan bantuan. Kami tidak mengharapkan bantuan yang besar, minimal
 kami dapat tempat tinggal yang layak hingga masa tua saya, istri dan anak
 kami,” harapnya.
 
 Kepsek SDN II Upai, Sa’ban Hajarati, belum berhasil dikonfirmasi. Ditemui
 di sekolah sedang tidak berada di tempat. Dihubungi via seluler dengan
 nomor 085396377XXX meski dalam keadaan aktiv namun tak dijawab. *(*)*
TInggalkan Komentar