KLIKSULUT, MANADO – Habisnya kuota subsidi bagi masyarakat beprenghasilan rendah (MBR) berupa Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sejak Juni lalu disikapi Sekretaris DPD Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) Sulut Soeprapti S,Sos Jumat (25/10) kemarin. Developer Perum Malimbukan Permai ini menyatakan pihaknya bersama-sama beberapa pengembang lainnya disinyalir mengalami kerugian dengan tidak adanya kejelasan kapan realisasi kuota tambahan dari Pemerintah.
“Kami tidak dapat menjual rumah meskipun puluhan unit telah siap. Proyek rumah subsidi pun terpaksa dihentikan sementara menunggu tersedianya kembali dana FLPP, konsumen juga kecewa karena belum bisa memiliki rumah murah meskipun permohonan mereka telah disetujui oleh pihak Bank,” ungkap Prapti. “Ada sekitar 1250 unit dari 26 pengembang yang menunggu direalisasi,” tambahnya. Prapti juga memaparkan apabila hal ini berlanjut terus, maka akan ada beberapa pengembang yang akan mengalami kredit macet hingga pailit, karena mereka menggunakan kredit perbankan untuk pengerjaan konstruksi mereka.
Sementara itu Wakil ketua DPP Apersi Dortje Kalesaran menyatakan pihaknya bersama-sama dengan jajaran DPD seluruh Indonesia dalam waktu dekat rencananya akan kembali menggelar pertemuan dengan Presiden Jokowi guna menanyakan realisasi penambahan kuota awal FLPP sebanyak 20 ribu dari total 80 ribu unit yang telah disetujui Presiden.
Seperti diketahui bahwa, sebelumnya, Presiden Jokowi merestui pencairan tambahan anggaran FLPP atau subsidi rumah sebesar Rp 8,6 triliun medio September lalu. Angka tersebut setara dengan pembangunan rumah subsidi sebanyak 80 ribu unit. (*)
TInggalkan Komentar