Asus
Prabowo Siap Bantu Jokowi

                                          Foto Istimewa

KLIKSULUT, MANADO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menemui Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto. Dalam pertemuan tersebut ada beberapa hal yang dibicarakan, termasuk kemungkinan Gerindra masuk ke koalisi pemerintah, dilansir  dari CNBC Indonesia

Pertemuan berlangsung selama satu jam di Istana Negara, jelang akhir pekan lalu, Jumat (11/10/2019).
Prabowo mengatakan, pihaknya siap membantu pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin bila diperlukan. Bahkan untuk mendorong ekonomi bisa tumbuh tinggi.

Untuk informasi, ekonomi di era Jokowi hanya tumbuh di kisaran 5%, stuck.

"Kami siap kalau diperlukan dan siap memberikan gagasan dan mendorong ekonomi tumbuh double digit (10% atau lebih). Kami siap membantu," ujar Prabowo.

Nah, janji Prabowo yang membantu Jokowi ini sudah diutarakannya sejak kampanye beberapa waktu lalu. Ia bahkan berjanji membawa ekonomi tumbuh 8% terlebih dahulu.

"Prabowo memang sejak dahulu ingin pertumbuhan double digit. Tapi para ekonom yang membantu dia, termasuk saya mengingatkan, dalam 5 tahun ke depan, landasan ekonomi untuk take off 2 digit masih belum ada," kata Dradjad Wibowo yang pernah menjadi Tim Ekonomi Capres-Cawapres Prabowo-Sandiaga.

"Jadi selama 2019-2024 yang harus disiapkan adalah landasan untuk take off. Makanya dalam visi misi kami memasukkan target pertumbuhan naik ke 6-8% dulu selama periode tersebut," ujar Mantan Anggota Komisi XI DPR ini.

Menurut Ekonom Senior INDEF ini, jika hal tersebut berhasil dicapai maka pada periode selanjutnya di 2024-2029 dengan pendapatan per kapita yang naik pesat sebelumnya, konsumsi nasional bisa digenjot agar tumbuh dua kali lipat.

"Produksi nasional akan ikut, sehingga ekonomi berpeluang tumbuh di atas 10%," tegasnya.

Sayangnya, menurut Dradjad melihat rezim ekonomi seperti ini sangat kecil peluangnya. Walaupun, menurut Dradjad bukanlah hal yang mustahil.

"Bukan mustahil, tapi kecil peluangnya jika rezim ekonomi seperti ini. Dan syarat pertamanya, target pertumbuhan 8% harus bisa dicapai dalam periode 2019-2024. Itu non-negotiable. Jadi jelas perlu perubahan radikal dalam visi ekonomi Indonesia. Tidak hanya mengikuti buku teks IMF/Bank Dunia," paparnya.(*)

Berita Terkait

TInggalkan Komentar