Istimewa
KLIKSULUT, MANADO - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Moneter, Fiskal, dan Kebijakan Publik Raden Pardede menyatakan kondisi Vietnam saat ini bisa memancing beberapa produsen otomotif untuk memindahkan basis produksinya ke sana,dilansir dari Kompas.com.
Beberapa kondisi yang jadi pemantiknya ialah pertumbuhan Vietnam yang di atas 7 persen dalam 10 tahun terakhir, serta pemberlakuan pajak konsumsi spesial (special consumption tax/SCT) bagi barang impor seperti produk otomotif.
Dihubungi Kompas.com, Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menyatakan kondisi ini bisa saja terjadi. Tetapi pihaknya maupun pemerintah tentu tidak akan membiarkannya.
Mobil-mobil produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia diparkir di dermaga Car Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (10/6/2015). Mobil-mobil ini akan diekspor ke sejumlah negara, antara lain di Timur Tengah.
"Sejauh ini, kita memberikan berbagai masukkan kepada pemerintah dan pelaku industri karena Gaikindo bertekad agar ekspor otomotif Indonesia terjaga. Tapi bagaimanapun juga, kita harus bersiap-siap," kata Kukuh di Jakarta, Senin (7/10/2019).
Kalaupun beberapa produsen otomotif mulai membuat pabrik di sana, ucap Kukuh lagi, paling tidak tipe yang dipilih adalah perakitan. Dalam artian, segala komponen mobil masih harus diimpor dari Indonesia.
"Menjaga komponen ini penting, karena sudah banyak komponen otomotif di Indonesia. Jadi kalau memang pabrik dipindahkan, perakitan saja. Sehingga kita masih bisa ekspor dalam bentuk Completely Knocked Down (CKD)," katanya.
Jajaran Mitsubishi Xpander siap di ekspor ke mancanegara. Seremonial ekspor ini dihadiri Presiden Joko Widodo, Rabu (25/4/2018)
Memang, langkah tersebut akan berdampak pada total ekspor mobil buatan Indonesia ke Vietnam. Namun jika harus mengambil langkah terburuk, pilihan itu bisa menjadi rekomendasi.
"Pada dasarnya, negara di ASEAN itu saling mengisi pasar, saling membantu. Jadi terkait segala kebijakan negara tak terkecuali di Vietnam (tentang SCT khususnya), akan kita rundingkan," ujar Kukuh.
Sebelumnya, Tenaga Ahli Bidang Perjanjian Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI Rico Nugrahatama, mengatakan, sekitar 53 persen dari seluruh ekspor Indonesia berada di ASEAN. Sementara Vietnam, pangsa pasarnya mencapai 7,8 persen dengan nilai ekspor sebesar 586.514 dollar AS pada 2018.
Selama semester pertama tahun 2019, ekspor ke Vietnam mengalami pelonjakkan signifikan. Dalam sektor otomotif, nilainya sudah menyentuh angka 400 juta dollar AS. Diharapkan capaian itu bisa terus bertumbuh hingga mencapai 1 miliar dollar AS di akhir tahun 2019.(*)
TInggalkan Komentar