Asus
Panitia HUT Ke-125 Gereja Bala Keselamatan Matangkan Persiapan

KLIKSULUT, MANADO - Acara HUT Ke-125 Gereja Bala Keselamatan Indonesia dirangkaikan dengan Kunjungan Komandan Teritorial yang didampingi Pemimpin Pelayanan Wanita Teritorial  (PPWT),yang jatuh pada bulan November 2019,semakin dekat.

Panitia gelar pertemuan, Sabtu (28/9),di Gereja Bala Keselamatan Korps 1 Manado,JalanToar,Kelurahan Mahakeret Barat,Kecamatan Wenang,untuk matangkan acara tersebut.

Rapat yang dihadiri  perwakilan panitia, masing-masing melakukan pemaparan atau presentasi terkait program yang sudah dilakukan dan akan dilakukan kedepan.

Diketahui,agenda acara HUT
akan berlangsung tanggal 22-28 November 2019 dan puncak acaranya yaitu Ibadah syukur  tanggal 24 November 2019 di Auditorium Universitas Sam Ratulangi (Unsrat).

Ketua Panitia,Nelly Manoppo Ticoalu menyebutkan, pada hari Sabtu,(23/11/2019) akan ada kegiatan, yakni jalan sehat,donor darah dan senam bersama.

"Semua kegiatan tersebut dilaksanakan di Kawasan Megamas, dan akan dihadiri Komandan Tetitorial bersama Pemimpin Pelayanan Wanita Teritorial  (PPWT),"sebutnya.

SEJARAH BALA KESELAMATAN ( THE SALVATION ARMY )

Di mulai oleh WILLIAM BOOTH yang lahir pada 10 April 1829 di Kota HOTTINGHAM INGGRIS.
Sejak berusia 15 tahun William Booth bertobat dan terpanggil untuk mencari orang-orang miskin yang tidak mampu ke gerja, kemudian menjadi pengkhotbah setempat di gereja Methodis.

William Booth mengenal Catherine Mumford yang lahir di kota Ashbourne London pada 17 Januari 1829, pada usia 12 tahun dia sudah menbaca Alkitab Kejadian sampai Wahyu sebanyak 8 kali.

William dan Cathrine menikah di London pada tanggal 16 Juni 1855, keduanya berjanji menyerahkan diri sepenuhnya bagi pekerjaan Tuhan.
Bertahun-tahun pelayanan yang dilakukan adalah melayani orang miskin dan  berkhotbah bagi mereka sampai satu ketika :

Juli 1865 William merasa perlu membentuk perkumpulan yang diberi nama :“The East London
Mission”( Utusan Injil London Timur ) dan tanggal 2 juli 1865, kemudian diperingati sebagai hari lahir Bala Keselamatan.

Ketika pelayanan semakin meluas ke seluruh  kota, nama perkumpulan diganti dengan nama “The Christian Mission”( Utusan Injil Kristen ).
Pada tahun 1878, perkumpulan The Christian Mission berganti dengan nama menjadi “The Salvation Army” ( Bala Keselamatan ) .

Bala keselamatn atau perkumpulan ini menggunakan seragam khusus dan bendera warna merah kuning dan biru dengan tulisan ditengah “Darah dan Api”.
Keanggotaannya disebut Pengikut, Rekrut dan prajurit, mereka dilatih dan diperlengkapi dalam menjalankan tugas.

Perjuangannya melawan dosa dan kejahatan. Tugas mereka pergi mencari jiwa-jiwa yang terhilang.
Bala keselamatan adalah sebuah organisasi internasional yang bernama “ The Salvation Army “ .

Secara Internasional melayani di 130 negara, di Indonesia sejak tahun 1894,melayani di 20 provinsi.
Bala keselamatan melaksanakan kegiatan kemanusiaan melalui bidang pelayanan,Bidang sosial, Rohani , Medis dan Pendidikan.

Penyebaran Ke Indonesia

Sejak tahun 1871 pergerakan ini menyebar ke benua Amerika,Australia,Kanada,Jerman,Afrika.Perluasan pelayanan di kepulauan hindia Belanda ( sebutan bagi Indonesia waktu itu).

Di tahun 1894,Ensign adolf Van Emmerik (belum opsir) ,mengunjungi London dan menghadap Jenderal untuk membuka pelayanan Bala Keselamatandi Hindia Belanda ( Indonesia).

Jenderal William Booth mengutus staf  Kapten Jacob Gerrit Brouwer,pada bulan oktober 1894 berangkat dari Amsterdam dan tiba di tanjung periuk batavia tanggal 24 november 1894 selanjutnya ke jawa tengah.

Pekerjaa Bala Keselamatan Indonesia dimulai di Sapuran,Jawa Tengah ,pada tanggal 24 November 1894, oleh dua orang Opsir perintis yang bernama Adolf Van Emmerik dan Jacob Brouwer. Tanggal 24 november 1893 kemudian menjadi sebagai hari berdirinya Bala Keselamatan di Indoneisa,diperingati setiap tahun sampai saat ini.

Masuk Minahasa

Beberapa anggota tentara yang telah mengenal pelayanan Bala Keselamatan ketika bertugas di pulau Jawa, kini kembali ke kampung halamannya.

Salah seorang di antaranya adalah bapak Pangajow yang dimenangkan oleh Staf Kapten Brouwer. Setelah pensiun ia bersama isterinya Caroline kembali ke Kiawa, dekat Sonder.

Sebelum pelayanan Bala Keselamatan dimulai di daerah ini, hamba Tuhan Mayor Kruschwitz, lebih dikenal sebagai "Sister Martha", sudah sering mengunjungi Minahasa dalam kedudukannya sebagai Opsir Hubungan Masyarakat Kantor Pusat Teritorial.

Salah satu lembar brosur
pengumpulan dana sangkal diri yang dibagikan Sister Martha jatuh ke
tangan seorang guru sekolah bernama Robert Runtuwene. Brosur ini sangat mempengaruhi, sehingga dua kakak beradik Runtuwene memutuskan berlayar ke pulau Jawa dan memasuki pendidikan menjadi opsir Bala Keselamatan.

Dari kunjungannya ke Werot, mendiang Mayor Wim Ismael memutuskan mengikut Yesus sebagai hamba-Nya. Ajudan Argje Both, seorang opsir asal Belanda berkeliling mengumpulkan dana pada tahun 1951.

Bapak H.M. Joseph, salah seorang perintis di Minahasa telah dime-
nangkan menjadi prajurit Bala Keselamatan ketika di Surabaya. Dalam pelayarannya kembali ke Manado, ia bersaksi kepada para penumpang di kapal demikian pula di Manado, pada setiap kesempatan yang memungkinkan.

Banyak orang bertobat dan membentuk kelompok Kristen di ber
bagai tempat kendati menghadapi banyak tantangan.

Beberapa opsir yang sedang cuti dari Sulawesi Tengah menyempatkan waktu berbicara dengan bapak Joseph, seperti Philipus Nelwan yang datang ke Tompaso.

Sementara itu ada juga upaya pemerintah setempat yang menawarkan pengelolaan sebuah tempat penampungan penderita kusta di Malalayang, kepada Bala Keselamatan.

Untuk maksud ini Komandan Teritorial sendiri datang menjelaskan tentang kegiatan pelayanan sosial Bala Keselamatan serta meninjau tempat penampungan tersebut.

Ternyata kemudian rencana ini tidak terlaksana, namun pertemuan di ge-
dung Perwakilan Rakyat setempat dan di Tondano memberi kesan Bala
Keselamatan dapat melaksanakan kegiatannya di daerah ini.

Komisioner de Groot, yang selama berada di sana menginap di rumah Residen van Aken, mendapat sambutan luas dari masyarakat ketika memberi penjelasan tentang pelayanan Bala Keselamatan. Dalam kunjungan ini Komandan didampingi oleh Mayor Poutiainen.

Pada tanggal 23 Desember 1932, Ajudan dan Nyonya Edward Rosenlund asal Finlandia tiba bersama dua orang anak mereka untuk memulai pelayanan di Minahasa.

Pada permulaan diadakan kebaktian di rumah opsir dan di rumah-rumah anggota, namun pada tanggal 8 Februari 1933 Komisioner de
Groot datang memimpin satu kebaktian umum bertempat di sebuah Gereja Protestan sebagai peresmian dimulainya pelayanan Bala Keselamatan di Minahasa.

Keesokan harinya diadakan kebaktian serupa digedung gereja Protestan di Tomohon. Pada tanggal 10 Februari, dalam acara kebaktian, Komandan menyerahkan bendera Bala Keselamatan kepada Ajudan dan Nyonya Rosenlund, dengan disaksikan para pengunjung dan pejabat pemerintahan setempat.

Nyonya Ajudan Elna Poutiainen dan Ajudan S. Johannessen datang dari Sulawesi Tengah untuk menghadiri acara tersebut.

sumber zamrud khatulistiwa (*)

Berita Lainnya

TInggalkan Komentar