Zainal Mooduto
KLIKSULUT, BOLMONG--Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Snakmarkus Kabupaten
Bolaang Mongondow (Bolmong), Zainal Mooduto mendesak Bupati Bolmong, Yasti
Soepredjo Mokoagow untuk segera mencopot Djafar Paputungan dari jabatannya
sebagai Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Bolmong. Pasalnya, menurut Zainal,
Disdik dinilai bersikukuh menutupi adanya dugaan kejanggalan dalam
rekrutmen guru kontrak Daerah. Apalagi kata dia, sampai memasuki triwulan
IV tahun 2017, Disdik belum juga mengumumkan nama-nama guru yang lolos
sebagai tenaga kontrak daerah untuk proses uji publik. “Jika tidak mau
mengumumkan nama-nama guru untuk proses uji publik, sebaiknya Kepala Disdik
dicopot dari jabatannya. Itu menandakan, dia (Kepala Disdik) tidak mampu
dalam tugasnya,” sebut Zainal saat bersua dengan sejumlah awak media di
Kantor Bupati Bolmong.
Senada dikatakan Ketua Komisi III, Dewan Kabupaten
(Dekab) Bolmong, Masri Daeng Masenge. Dirinya menilai ada indikasi
permainan dan pungli dalam proses perekrutan. Apalagi ada kabar beredar
pengumuman kelulusan hanya via SMS, serta tidak transparan. Masri mengaku
kerap menerima informasi, yang menyebutkan bahwa untuk mengajukan
permohonan harus ada imbalan uang ke Dinas Pendidikan agar diangkat menjadi
guru kontrak. “Kalau seperti ini jelas ada indikasi pungli dari Disdik
ini,” sahutnya. Lebih lanjut, Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini
membeberkan, sebelumnya pihaknya sudah pernah meminta nama-nama guru
kontrak yang lulus. Namun hingga kini belum juga diberikan oleh Disdik.
Padahal anggaran tahun ini ada Rp 1,2 miliar untuk perekrutan guru kontrak.
“Prosesnya tak transparan dan menyalahi prosedur. Daftar nama yang kami
minta belum ada hingga saat ini. Nama-nama yang lolos juga seharusnya uji
publik,” tegas Masri.
Di sisi lain, Kepala Disdik Bolmong, Djafar
Paputungan saat dikonfirmasi membantah tuduhan pungli dan proses perekrutan
yang dinilai inprosedural ini. Dia mengklaim pengumuman dilakukan
transparan. “Masalah guru ini sudah tuntas. Tak ada permainan, apalagi
pungli. Kami sudah melakukan proses sesuai prosedur. Mereka yang lolos
tentu yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan,” kilah Djafar
Paputungan. Sekadar diketahui, ada 210 tenaga guru kontrak yang lolos dalam
seleksi tahun 2017 ini. Mereka sudah Tiga triwulan menerima tunjangan
sebesar Rp 750 ribu per orang. Tapi diduga kuat, dari 210 yang lulus, ada
beberapa nama yang justru tidak pernah menjadi tenaga honorer, bahkan tidak
sarjana. Disdik pun mengaku, perekrutan ini sudah berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 tahun 2009.(*)
TInggalkan Komentar