Foto : Tampak para Kepala Sekolah serius mengikuti rapat yang digelar di Kantor Dinas Pendidikan Bolsel, kemarin.
BOLSEL—Sebagai agenda rutin perbulan, Rabu (24/1) kemarin Dinas Pendidikan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) menggelar evaluasi kerja kepada kepala sekolah jenjang dasar dan menengah se-Bolsel. Kegiatan evaluasi yang dibukan Sekertaris Dinas Pendidikan Bolsel Rante Hattani didampingi Kepala Bidang Pendidikan Dasar Idwan Latjolai ini juga membahas tentang teknis pengelolaan dana BOS (Bantua Operasional Sekolah) dan pemantapan implementasi program lima hari sekolah.
Menurut Sekertaris Dinas Pendidikan, Rante Hattani saat diwawancarai disela-sela kegiatan mengatakan, untuk evaluasi penggunaan dana BOS terutama yang berkaitan dengan progres pengiriman Data Pokok Pendidikan (Dapodik), serta meminta kepada para kepada sekolah dalam hal kelengkapan dan kebenaran profil sekolah, kelompok belajar, individu peserta didik dan guru, serta kelengkapan sekolah lainnya yang teregistrasi dalam Dapodik. “Imbauan ini sesuai dengan surat edaran Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang kualitas pendidikan pokok. Maka dari itu, kita menekankan apabila ada sekolah yang belum melakukan sinkronisasi data dalam Dapodik selama tiga semestes berturut-turut maka akan dilakukan penghapusan secara otomatis dalam sistem Dapodik,”bebernya.
Rante Hattani juga mengingatkan kepada para kepala sekolah agar hati-hati dalam mengelolah dana BOS. “Jika terdapat pelanggaran atau penyelewengan dana BOS tentu sanksi menanti baik dalam bentuk pidana maupun ganti rugi. Saya sarankan kepada kepala sekolah untuk melihat juknis peruntukan dana bos, apabila masih ada yang kurang dipahami, silahkan ditanyakan langsung ke Kantor Dinas Pendidikan,”ujarnya.
Ditempat yang sama Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Bolsel, Idwan Latjolai menyampaikan, dalam rapat evaluasi kal ini, pihaknya juga meminta kepala para sekolah yang sudah siap menerapkan Lima Hari Sekolah. “Sitem ini tidak dipaksakan kepada seluruh sekolah untuk menerapkan. Tergantung kesiapan masing-masing baik dari segi sarana dan prasarana serta juga perlu persetujuan orang tua anak didik. Pada intinyanya, sekolah yang sudah siap diminta menyusun jadwal yang baru kepada para siswa,”tukasnya.(*)
TInggalkan Komentar