Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, menjadi daerah pertama di Indonesia yang memiliki "Smart City" atau Kota Pintar, sehingga menjadi percontohan bagi kabupaten/kota lainnya.
"Daerah kita merupakan proyek percontohan model ’Smart City’ di Indonesia," ungkap Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Kutai Kartanegara, Bambang Arwanto, Senin (23/2/2015).
Kota Pintar Kutai Kartanegara, kata Bambang Arwanto, mencontoh "Fujisawa Sustainalbe Smart Town" yang dibangun oleh konsorsium Panasonic yang beranggotakan 17 perusahaan.
"Model kota ini akan dikembangkan di Indonesia melalui Kutai Kartanegara bekerja sama dengan Kadin (infrastruktur) dan telah disampaikan kepada Pak Jokowi pada saat pertemuan Kadin Indonesia dan Presiden RI itu beberapa waktu lalu," kata Bambang Arwanto.
Dijadikannya Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai percontohan "Smart City" menurut Bambang Arwanto, karena memiliki pertumbuhan investasi yang cukup baik dan mudah ditata, lahannya luas, penduduknya belum terlalu padat, punya konsep tata ruang yang baik serta kaya sumber energi.
Pembangunan "Smart City" di Kutai Kartanegara, lanjut dia, sebagai tindak lanjut kerja sama antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dengan Kyushu Economic Federation Japan, kelompok usaha dengan anggota 970 perusahaan besar di Jepang pada 10 Februari 2015, untuk mengerjakan beberapa proyek pembangunan di Kutai Kartanegara, termasuk bermitra untuk Bandara Loa Kulu. Penandatanganan penjanjian kerja sama antara Kadin Indonesia dan KyuKeiRen tersebut juga dihadiri Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari didampingi Bambang Arwanto.
"Rencananya, ground breaking dua proyek tersebut dilaksanakan pada Maret 2015," katanya.
Proyek "Smart City" Kutai Kartanegara itu dibangun dengan mencontoh Fujisawa Sustainable Smart Town (SST), di Kanagawa Frefecture yang merupakan proyek yang dibangun dengan kerja sama antara swasta dan pemerintah. Tujuannya, 70 persen penurunan CO2 dan sebesar 30 persen penurunan konsumsi air. Selain itu penggunaan energi terbarukan di atas 30 persen dan merupakan kota yang dirancang membawa energi untuk kehidupan sampai dengan 100 tahun ke depan.
"Jadi semua dirancang begitu detail, mulai perencanaan perumahan, fasilitas komersil, fasilitas kesehatan dan pendidikan serta taman bermain," ujar Bambang Arwanto.
Model Fujisawa SST itu, tambah dia, akan dikembangkan di sekitar Bandara Loa Kulu yang rencananya akan dibangun oleh konsorsium yang dibentuk Kadin Indonesia dengan Leading Company PT Nusa Energindo Perdasa.
Hal tersebut menurutnya karena model Fujisawa dapat dijadikan "benchmark" (nilai dari hasil pengujian performa" untuk membuat satu percontohan "sustainable smart town" di Kutai Kartanegara untuk kapasitas di bawah 1.000 kepala keluarga. Dengan infrastruktur yang terintegrasi termasuk Bandara Loa Kulu.
Untuk kepentingan ini, menurut Bambang Arwanto, Kadin dalam pembangunan infrastruktur telah menunjuk PT AECOM membuat "masterplan" atau rencana induk, yang juga akan disesuaikan dengan rencana induk Kota Tenggarong, serta berbagai dokumen perencanaan lainnya.
Kadin Indonesia, kata Bambang Arwanto, sudah memfasilitasi pembicaraan dengan Panasonic dan beberapa perusahaan lainnya untuk membangun Model Kota Pintar tersebut bersinergi denga PT Nusa Energindo Persada yang juga akan membangun bandara khusus untuk kebutuhan proyek "Smart City" tersebut.
TInggalkan Komentar