KOTAMOBAGU—Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPA) mendampingi penyelesaian sembilan laporan kasus yang masuk sepanjang tahun ini. Sembilan laporan kasus itu terdiri dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), penelantaran anak maupun hak asuh anak.
Kepala DPPPA, Sitti Rafiqah Bora, mengatakan semua laporan kasus tersebut didampingi hingga selesai, termasuk penyelesaiannya melalui jalur hukum. “Semua laporan yang masuk kita tindaklanjuti, dan tangani sampai selesai,” katanya.
Selain mendampingi penyelesaian kasusnya, ia mengungkapkan pihaknya juga melakukan pendampingan bersama psikolog terhadap korban. Hal itu dilakukan guna menghilangkan rasa trauma bagi anak maupun perempuan yang menjadi korban. “Jadi bukan hanya perkaranya saja yang diurus, tapi mendampingi korban sampai benar-benar hilang rasa traumanya dengan apa yang dialami,” ungkapnya.
Disisi lain, ia mengimbau semua elemen masyarakat ikut ambil bagian dalam melindungi perempuan dan anak dari berbagai tindakan kekerasan. “Jangan ada lagi kekerasan bagi anak dan perempuan. Jika melihat ada tindak kekerasan dilingkungan sekitar, segera laporkan untuk ditindaklanjuti,” imbaunya.
Pekan lalu, Asisten I Nasrun Gilalom yang mewakil Wali Kota Tatong Bara mengukuhkan relawan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) di sembilan desa dan kelurahan, yakni Kelurahan Motoboi Kecil, Genggulang, Pobundayan, Upai, Biga, Matali, Desa Poyowa Besar, Bungko dan Moyag Todulan. Pembentukan relawan PATBM itu dimaksudkan untuk menguatkan kapasitas masyarakat dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang berkaitan dengan tindakan diskriminatif terhadap anak. Usai pengukuhan itu, dilakukan penandatangan perjanjian kerja sama antara DPPPA dengan Pos Bantuan Hukum dan Advikat Indonesia Sulawesi Utara terkait penanganan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak serta tindak pidana perdagangan orang.
“Ini juga merupakan salah satu upaya membangun sistem pada tingkat komunitas dan keluarga untuk pengasuhan yang mendukung relasi yang aman untuk pencegahan tindak kekerasan, serta meningkatkan keterampilan hidup dan ketahanan sejak dini pada anak,” katanya.(*)
TInggalkan Komentar