Asus
Garda NKRI Gelar Talk Show Toleransi Beragama

foto: Para pembicara saat membawakan materi diskusi.

 

MANADO—Dewan Pengurus Daerah Garda NKRI Sulawesi Utara (Sulut) menggelar diskusi lintas organisasi kemasyarakatan. Kali ini ormas kepemudaan dan kemahasiswaan itu mengangkat tema "Toleransi Umat Beragama di Sulawesi Utara". Kegiatan yang diselenggarakan di gedung jalan Sudirman itu dihadiri puluhan peserta dari berbagai kelompok, diantaranya organisasi kepemudaan, kemahasiswaan dan organisasi kebudayaan se Sulut. Akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado Rosdalina Bukido dalam paparanya lebih menjelaskan terkait devinisi. Menurut doktor hukum itu, toleransi adalah suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau individu dalam masyarakat atau dalam lingkup kehidupan lainnya. Yaitu memberi kebebasan kepada individu/kelompok lain untuk menjalankan keyakinannya, mengatur hidupnya hingga menentukan nasibnya masing masing. "Asalkan semuanya masih dalam suatu koridor yang tidak bertentangan dengan syarat-syarat terciptanya ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat. Toleransi terjadi dan berlaku karena terdapat perbedaan prinsip, pemikiran, dan menghormati perbedaan atau prinsip orang lain tanpa harus mengorbankan prinsip dan pemikiran sendiri,"kata Bukido. Sementara itu, Akademisi Jemmy Tumimomor menuturkan, toleransi di Sulawesi Utara tidak bisa diragukan lagi. Sejarah telah membuktikan bagaimana masyarakat yang begitu berbeda mulai dari ras dan agama hidup dalam kedamaian dan menghormati satu sama lain."Bisa kita lihat sendiri bagaimana suku Minahasa yang telah mendiami tanah Bolmong Raya ratusan tahun, hingga kini tidak pernah terdengar ada gesekan yang berlabel intoleran. Begitu juga umat Islam yang berada di Manado dan daerah Minahasa lainnya, semua hidup rukun dan damai."ujar Tumimomor. Begitu juga dikatakan, Tokoh Adat Berty Lumempouw. Dirinya mengungkapkan meski dirinya beragama Kristen, namun ia semasa sekolah pernah mengenyam pendidikan di sekolah beryayasan Islam. Ia mengkuliti dimana toleransi di Sulut sudah menjadi bahan penelitian oleh para pakar dan mengeluarkan daerah sebagai daerah paling toleran se Indonesia. "Meski sering kali muncul tuduhan-tuduhan bahwa di Sulut ada gerakan radikal dan lain sebagainya. Menurut saya itu hanya oknum saja dan begitu cepat ditangani agar tidak berembet. Dan secara langsung ditolak masyarakat luas Sulawesi Utara yang sudah seperti bersaudara antar sesama," tandasnya.(*)

Berita Terkait

TInggalkan Komentar