Asus
P/KB GMIM Menuju Tatanan Era Normal Baru
KLIKSULUT, MANADO - Komisi Pria/Kaum Bapa (P/KB) GMIM siap hadapi new normal. Melalui diskusi virtual webinar membahas kesiapan memasuki new normal Minggu (7/6) kemarin, P/KB mengupas terkait perannya dalam memasuki era baru ini. Diikuti lebih dari 70 partisipan, P/KB GMIM akhirnya menelurkan sejumlah kesimpulan dan rekomendasi dalam diskusi komunikatif yang berlangsung sekira tiga jam ini.
 
Dimoderatori Koordinator P/KB Wilayah Rayon Tomohon Pnt dr Rolland Roeroe serta dipandus host Pnt Alfa Pandey dan Co-host Pnt Frangky Mocodompis webinar bertajuk ‘P/KB GMIM Dalam Tatanan Normal Baru’ ini menghadirkan narasumber dari berbagai bidang. Yaitu bidang kesehatan oleh dr Franckie Maramis yang juga merupakan Ketua Pengurus Wilayah IDI Sulut. Bidang ekonomi Dr Oldie Rotinsulu, dosen FEB Unsrat. Dari sisi hukum ada Wakil Dekan Fakultas Hukum Unsrat Dr Danny Pinasang. Serta tinjauan dari sudut pandang Sinode GMM ada Wakil Ketua BPMS Pdt Anthonius D Sompe Mteol MPdk.
 
Diskusi interaktif ini, dibuka dan diawali oleh penyampaian Ketua Komisi P/KB GMIM Pnt Dr GS Vicky Lumentut yang menjelaskan soal sejumlah tantangan saat memasuki era normal baru. Di mana, menurut Lumentut yang juga menjabat sebagai Wali Kota Manado ini, era new normal belum bisa diterapkan. 
 
Khususnya melihat kondisi perkembangan baik dari segi jumlah kasus maupun beberapa aspek lainnya. “Dalam webinar ini, kita sebagai sebagai P/KB, kepala keluarga sekiranya bisa menghasilkan rekomendasi melalui para pembicara. Untuk memberikan kontribusi pikiran dari P/KB GMIM untuk pemerintah,” katanya membuka diskusi.
 
Narasumber pun mulai menjelaskan terkait persiapan serta dampak new normal di beberapa sektor. Dimulai dari aspek ekonomi yang dipaparkan Dr Tri Oldie Rotinsulu.  Wakil Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Sulut ini menjelaskan, Covid-19 tidak hanya menyerang kesehatan, namun juga ekonomi. Sehingga ekonomi dunia begitu terguncang. Mulai dari dunia usaha, pekerjaan sampai semua sektor.
 
 “Pendapatan yang menurun dan belanja meningkat membuat banyak masyarakat menjadi susah. Aktivitas terlockdown, penerimaan negara secara nasional  turun sekira 10 persen. Banyak PHK dan dirumahkan.  Terdampak juga di pertumbuhan ekonomi baik nasional  maupun daerah,” kata Rotinsulu.
 
Sehingga, jika pertumbuhan ekonomi turun maka bisa prediksi ekonomi  bakal runyam. “Banyak sektor ekonomi terdampak. Seperti transportasi, pariwisata, jasa dan jasa perusahaan. Namun ada yang malah menguat. Seperti industri informasi dan komunikasi, jasa kesehatan serta sebagian jasa  pendidikan,” ungkapnya. Dihubungkan dengan new normal, lanjut Rotinsulu, maka sebagai masyarakat, termasuk P/KB GMIM, mau tidak mau harus belajar hal yang baru untuk mempersiapkan diri.
 
Termasuk menambah kreativitas. “Covid jadi katalis bagi kita untuk lebih kreatif. Bekerja dan belajar dari rumah. Dan membuka peluang-peluang baru industri, termasuk di sektor pertanian karena mayoritas anggota P/KB adalah petani. Namun juga harus dibarengi dengan edukasi dari gereja agar bisa beradaptasi dengan perubahan,” pungkas Rotinsulu.
 
Sementara dari aspek kesehatan, Ketua PW IDI dr Franckie Maramis menyebutkan, kita masih dalam proses memasuki era new normal. Apalagi dengan sejumlah indikator yang dibutuhkan saat memasuki era normal baru. “Sekarang ini akan terjadi perubahan perilaku yang mendasar kepada umat  manusia. Terjadi perubahan terhadap protokol kesehatan untuk  kehidupan yang baru sesudah ada pandemi Covid-19 ini,” katanya.
 
Namun, lanjut dr Maramis, dengan adanya informasi yang sangat mudah diakses, maka pengetahuan masyarakat akan kondisi ini bertambah. “Di sektor kesehatan, khususnya tenaga medis, mungkin akan ada perubahan saat new normal benar-benar dilakukan. Misalnya, mungkin dokter 4.0. Yang mana tenaga medis   akan ada pengetahuan-pengetahuan baru dan perkembangan-perkembangan baru,” jelasnya.
 
Sementara, peran P/KB GMIM, lanjutnya, yaitu bisa membantu menekan penyebaran. Melalui turut ambil bagian dalam tindakan  promotif. “Hal ini dapat dilakukan P/KB asalkan diberikan  edukasi untuk putus penyebaran. Sehingga P/KB juga bisa memberikan sosialisasi kepada masyarakat,” sebutnya.
 
Sedangkan menurutnya, untuk menerapkan new normal di kondisi sekarang masih butuh proses. “Sejumlah indikator harus dipenuhi. Seperti  penurunan jumlah penyebaran, serta faskes yang harus bisa mendukung new normal. Karena efisiennya dari 100 kapasitas faskes, 60 diantaranya harus standar penanganan Covid-19,” katanya.
 
Peran IDI sendiri, lanjut dr Maramis, yaitu bagaimana mencegah penyebaran. “Kita sudah mengeluarkan pedoman dan diserahkan kepada pemerintah yang kemudian dijadikan  kebijakan. Selalu ada komunikasi antara IDI dan Kemenkes. Dalam pernyataan presiden, untuk bidang kesehatan harus melibatkan  IDI,” tegasnya.
 
Dr Maramis pun menjelaskan soal hal-hal yang harus terpenuhi jika akan masuk ke new normal. “Epidomologi yaitu penurunan kasus dalam dua minggu di bawah 50  persen. Jumlah kasus yang dirawat harus menurun. Kasus meninggal harus menurun. Kemudian kesiapan layanan masyarakat termasuk ketersediaan ruang isolasi, APD dan  ventilator harus terpenuhi,” pungkas dr Maramis.
 
Di sisi lain, dari segi kesiapan institusi GMIM dalam era normal baru, Wakil Ketua BPMS Pdt Anthonius Sompe mengatakan, gereja, secara khusus P/KB harus terus menjaga integritas.  “Di era normal baru, P/KB harus jaga jati diri dan integritas. P/KB harus mampu beradaptasi dan inovasi.
 
Sekalipun menghadapi pandemi. Harus konsisten dalam menjalani tiga panggilan gereja yaitu bersekutu, bersaksi dan melayani.  “Komitmen pada sinodal dan tugas serta tanggung jawab. Setia menjalani peran sebagai suami dan ayah pada keluarga. Pelayanan kepada masyarakat bangsa dan negara,” kata Pdt Sompe.
 
Selain itu, harus tetap menjunjung tinggi protokol kesehatan. “Tugas komisi P/KB harus menggembalakan, melatih dan membina. P/KB harus jadi teladan, mengenal kekuatan kelemahan diri,” sebutnya.
 
Sementara, untuk ruang lingkup GMIM secara umum, Pdt Sompe mengatakan, masih menunggu aturan dari pemerintah. “Memang konteks GMIM memiliki keberadaan jemaat sangat berbeda. Ada yang di Sulut, ada yang di luar daerah bahkan di luar negeri. Sangat bervariasi untuk diberikan respon. Saat ini surat imbauan BPMS masih berlaku, ibadah dari rumah dan yang lainnya. Kami juga masih mempelajari dan menunggu Sembari terus mendoakann pemerintah baik pusat, pemerintah provinsi maupun kabupaten kota,” pungkas Pdt Sompe.
 
Sedangkan dari aspek hukum,  Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Hukum Univesitas Sam Ratulangi Dr Danny Pinasang SH Mhum menjelaskan, new normal harus dibarengi aturan hukum yang jelas. “Harus ditunjang dengan UU serta aturan-aturan yang berlaku. Aturan dan substansi hukum belum harus jelas jika memang harus memasuki era new normal.  Karena, implementasi di daerah berbeda, standar penanganan Covid-19 juga berbeda,” kata dia.
“Sehingga, dari sisi yuridis harus ada peraturan yang jelas untuk era  new normal,” kuncinya.
 
Setelah memaparkan tinjauan dari berbagai aspek, diskusi webinar ini pun mencapai kesimpulan dan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi awal (lihat grafis) yang akan diteruskan ke pemerintah baik pemerintah provinsi melalui Gubernur Olly Dondokambey maupun pemerintah daerah di 15 kabupaten/kota. Kesimpulan dan rekomendasi tersebut dibacakan oleh Pnt dr Pitter Lumingkewas
 
Di akhir diskusi, para partisipan mengambil kesempatan untuk mengucapkan selamat ulang tahun untuk Ketua Komisi P/KB GMIM yang juga adalah Wali Kota Manado Pnt Dr GS Vicky Lumentut yang jatuh Senin (8/6) hari ini. Diskusi kemudian ditutup oleh ucapan terima kasih dan doa tutup oleh Pnt Hanny Joost Pajow.(hms/dhy)

Berita Lainnya

TInggalkan Komentar