Asus
Polisi Dalami Kasus Pembunuhan Bocah 13 Tahun di Bolsel

Foto : Tampak penemuan jasad gadis 13 tahun di Desa Kombot, yang diduga sebelum dibunuh mengalami kekerasan seksual.

 

BOLSEL—Sejak jasad korban ditemukan warga di perkebunan Desa Kombot pada Selasa (5/2) beberapa waktu lalu, Polsek Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) dibantu Polres Kotamobagu langsung melakukan penyelidikan dan terus melakukan pengembangan untuk mengungkap kasus pembunuhan sadis Fidya Bonde, bocah perempuan tuna wicara berumur 13 tahun yang sebelumnya dikabarkan menghilang sejak Minggu (3/2) malam.

Kapolsek Pinolosian Iptu Herdy Manampiring, mengatakan, pihakya akan berupaya semaksimal mungkin mengungkap kasus pembunuhan sekaligus (dugaan) pemerkosaan gadis di bawah umur tersebut. Apalagi, katanya, Kapolres Kotamobagu  AKBP Dani F Siahaan, SIK sudah mengeluarkan instruksi tegas. “Atensi Bapak Kapolres, kasus pembunuhan tidak wajar ini harus diungkap,” tutur Kapolsek Pinolosian, Iptu Herdy Manampiring saat bersuah dengan wartawan belum lama ini.

Dikatakannya, Polsek Pinolosian resmi menerima laporan dari keluarga korban pada Senin (4/2), saat korban belum ditemukan 1x24 jam. “Laporan ini yang menjadi dasar kami menyelidiki kasus ini,” katanya.

Saat jasad korban ditemukan pada Selasa (5/2), anggota Polsek langsung turun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). “Sejak penemuan mayat kami langsung berkoordinasi dengan Polres (Kotamobagu). Hari itu juga Polres langsung mengirim delapan personil dari tim Resmob,”ujarnya.

Lanjutnya, dalam tahap penyelidikan ini pihaknya sementara mengumpulkan keterangan dari orang tua, keluarga atau orang-orang terdekat korban. “Jadi sekarang kita masih mengumpulkan keterangan,” katanya.

Dituturkannya juga, sebelumnya pihaknya sudah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang berlokasi di Perkebunan Desa Kombot. “Hasil olah TKP ada tiga titik yang menjadi perhatian kita. Di gubuk tempat ditemukannya celana dalam yang diduga milik korban, kemudian daun pisang (kering) tempat ditemukan bercak darah dan yang terakhir di lokasi mayat ditemukan,” katanya.

Di TKP ditemukan sejumlah barang bukti (babuk) berupa celana dalam warna coklat muda, celana training, baju kaos berkerak dan sebuah topi. Semua babuk diduga milik korban.

Sementara itu, Kapolsek juga menyebutkan di tubuh korban terdapat sejumlah tanda-tanda kekerasan. Antara lain lebam di bagian belakang kepala, lebam di bagian mata kiri, lebam di bagian paha kiri dan terdapat bercak darah di bagian kemaluan dan yang terakhir di bagian belakang tubuh korban terdapat luka gores yang diduga akibat diseret.  Katanya, yang terparah adalah luka lebam di bagian belakang kepala yang diduga akibat benturan keras benda tumpul. “Hasil analisa kami, kejadian (pembunuhan) di gubuk. Kemudian darah yang berada di daun pisang kering adalah bercak darah yang menets saat tubuh korban diseret dari gubuk ke tempat terakihir dimana posisi mayat ditemukan. Jarak dari gubuk ke posisi terakhir kurang lebih 40 meter,” terangnya.

Di sisi lain, Kapolsek mengaku sangat membutuhkan bantuan dari masyarakat. sebab, kata dia, pengungkapan kasus ini juga bergantung pada informasi dari masyarakat. “sejauh in masyarakat Kombot cukup kooperatif dan menerima keberadaan petugas (polisi). Tapi, di sisi lain masih ada keragu-raguan, takut mejadi saksi,” jelasnya.

Sekadar informasi, baru-baru ini Desa Kombot, Kecamatan Pinolosian, sontak dibuat geger dengan penemuan mayat Fidya Bonde, bocah berumur 13 tahun. Jasad anak perempuan yang sedikit keterbelakangan mental namun dikenal periang dan dekat dengan warga kampung itu ditemukan di areal perkebunan warga dengan posisi terlentang  tanpa busana ditutupi bambu kering. Diduga korban dibunuh dan mengalami kekerasan seksual.(*)

Berita Terkait

TInggalkan Komentar