Asus
Palandung Kunjungi RSUD Sawang

foto: Wakil Bupati Drs John Palandung MSi, Selasa mengunjungi 3 pasien DBD di Rumah Sakit Lapangan Sawang.



SITARO— Meskipun  hingga saat ini, Kabupaten Kepulauan Sitaro kabupaten dengan jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang paling sedikit dari Kabupaten/kota di Sulawesi Utara.  Namun masyarakat tetap diminta waspada. Hal ini diungkapkan Wakil Bupati Drs John Palandung MSi, Selasa (22/1) kemarin, saat mengunjungi 3 pasien DBD di Rumah Sakit Lapangan Sawang. Dalam kunjungan tersebut Wabup didampingi Kepala Dinas Kesehatan, dr Ria Papalapu. Wabup menjelaskan, sosialisasi di sekolah-sekolah dan ke masyarakat umum terus dilakukan, untuk mencegah meningkatnya kasus DBD dan penyakit menular lainnya di Kabupaten Kepulauan Sitaro.
"Hal ini dilakukan setiap hari melalui progran surveilans. Kampanye aktif dilakukan ketika ada peningkatan kasus seperti sekarang. Informasi dan layanan DBD silahkan menghubungi Puskesmas setempat," ucap Palandung.

Dikatakannya, masyarakat juga harus turut serta menjaga lingkungan tempat tinggal masing-masing, masyarakat harus melakukan tindakan pencegahan yaitu 3 M, Menguras tempat-tempat penampungan air 1 kali seminggu, Menutup rapat-rapat tempat penampungan air dan Menimbun barang-barang bekas yang bisa menampung air hujan. "Ditambah juga dengan menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air, tentukan setiap rumah ada 1 orang pemantau jentik," ungkap Palandung.

diketahui, kasus DBD di Sitaro sudah memakan satu korban jiwa, yakni di Kampung Kisihang Pulau Tagulandang. Saat dikonfirmasi Kadis Kesehatan Ria M Papalapu membenarkan hal tersebut. Ia menjelaskan memang sebelum diberlakukannya DBD sebagai KLB, Pemkab telah melakukan berbagai sosialisasi dan tindakan pencegahan wadah."Namun untuk satu korban tersebut, kemungkinan terlambat diidentifikasi. Sebab banyak juga masyarakat terutama orang tua lalai dalam mengawasi anak. Seharusnya saat anak mengalami panas, segera dibawa ke puskesmas terdekat untuk diidentifikasi. Agar kita juga tahu apakah penyakit biasa atau sudah gejala DBD. Karena kebanyakan orang tua, membawa anak untuk perawatan medis saat sakitnya sudah parah, sehingga dapat dikatakan terlambat," jelas Kadis. Papalapu pun berharap, adanya korban jiwa masyarakat tidak lalai. Pastinya lakukan pencegahan sejak dini dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar dengan melakukan 3M Plus. “Selain itu, peran orang tua juga wajib selalu mengontrol kesehatan anak," jelasnya.(*)

Berita Terkait

TInggalkan Komentar