Foto : Penyuluhan budidaya ikan air tawar oleh DKP Bolsel beberapa waktu lalu.
BOLSEL—Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) terus melakukan upaya untuk meningkatkan produksi ikan air tawar, salah satunya dengan giat melakukan penyuluhan.
Seperti baru-baru ini, penyuluhan budidaya ikan air tawar diikuti oleh seluruh perwakilan Kelompok Pembudidaya ikan (pokdakan) di tujuh kecamatan se-Kabupaten Bolsel. Nara Sumber antara lain Hanry Tambani dan Jois Liud dari Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu, Minahasa Utara (Minut) dan Faisal Riza yang merupakan Penyuluh Perikanan Kementrian Kelautan yang bertugas di Wilayah Bolsel. “Potensi lahan untuk budidaya air tawar di Kabupaten Bolsel sangat menjanjikan. Namun belum digarap secara optimal. Sesuai data potensi yang ada baru sekira 2 persen yang tergarap. Ini yang menjadi salah satu pendorong kegiatan ini digelar agar para pelaku budidaya air tawar tergerak membuka tambak-tambak baru sehingga dapat meningkatkan produksi ikan air tawar,” terang Bobi Sampe saat membuka kegiatan.
Usai acara pembukaan, 35 peserta yang merupakan perwakilan pokdakan tujuh kecamatan menerima sejumlah materi dari para narasumber. Dari peyuluh perikanan memberikan materi tentang manajemen kelembagaan. Sementara dari BPBAT memberikan materi tentang teknik budidaya ikan nila dan ikan mas. “Para peserta diberikan pengetehuan tentang manajemen kelembagaan untuk menghidupkan kelompok mereka, selain itu juga diberikan pengetahuan tentang teknik-teknik budidaya ikan air tawar yang baik dan benar. kebetulan di sini kita masih fokus pada jenis ikan nila dan ikan mas,” terang Kepala Bidang Budidaya Perikanan Dinas Perikanan Bolsel, Nurmas Gobel SPi di sela-sela kegiatan sosialisasi kemarin.
Karena itu, kata dia, tujuan dari sosialisasi ini digelar yakni untuk menambah pengetahuan seluruh pokdakan yang ada di Kabupaten Bolsel dalam kegiatan budidaya ikan air tawar sehingga bisa meningkatkan produksi. “Alhamdulillah, sejauh ini cukup berhasil. Seperti yang adialami Pokdakan Olanto Desa Linawan, Pokdakan Londuk Desa Dumagin dan Pangia Jaya Desa Pangia,” ucapnya.
Menariknya lagi, kehadiran BBI Nunuk sudah memberikan kontribusi untuk daerah berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Penarikan PAD didasari Peraturan Daerah (perda). Sumbernya dari pembudidaya pribadi. Kalau kelompok kita berikan bantuan tanpa biaya yang penting ikut prosedur dengan menyampaikan proposal kepada kami,” terangnya.
Sekadar informasi, luas lahan BBI Nunuk kurang lebih 4 hektar. Teridiri dari 9 unit kolam pembesaran berukuran 19x25 meter, 6 unit kolam pembenihan berukuran 3x3, 3 unit kolam pembenihan berukuran 3x6 dan 9 unit kolam pemijahan (perkawinan) berukuran 6x9, ditambah empat unit bagunan gedung.(*)
TInggalkan Komentar